Pada era digital ini, pencucian uang digital (digital money laundering) menjadi perhatian yang penting untuk dihadapi. Dengan teknologi yang berkembang, para pemroses pencucian uang menemukan jalan baru untuk menyembunyikan asal usul uang yang dicuri. Dalam konteks ini, artikel ini akan membahas tentang bagaimana digital money laundering bekerja, pengaruhnya, peran pemerintah dan instansi yang berhubungan, serta tips untuk mencegahnya. Semua ini untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang bagaimana kita dapat melindungi keuangan nasional dari serangan pencucian uang digital.

Pengertian Digital Money Laundering

Digital Money Laundering (DMG) adalah proses pencucian uang yang terjadi di dunia maya, dimana penyebut uang menggunakan teknologi digital untuk menyembunyikan asal usul uang yang yang disengketankan. Ini bukan hal yang baru, tetapi dengan perkembangan teknologi informasi dan jaringan, DMG semakin berbahaya dan kompleks.

Pencucian uang digital dapat berbagai bentuk, mulai dari transfer ke akun virtual, penggunaan blockchain untuk mengelabui transaksi, hingga menggabungkan uang melalui berbagai sistem keuangan online. Bila diubah ke bahasa Indonesia, digital money laundering dapat diartikan sebagai proses pencucian uang yang dilakukan dengan cara yang memanfaatkan teknologi digital, untuk menyembunyikan asal usul uang yang berasal dari aktivitas kriminal.

Uang yang dicuci biasanya berasal dari aktivitas seperti pelacur uang, perjudian online, dan penjualan barang ilegal yang dilakukan di dunia maya. Penyebut uang akan memasukan uang tersebut ke dalam sistem keuangan melalui berbagai transaksi kecil dan menyebar untuk menghindari deteksi.

Salah satu hal yang membedakan DMG dengan pencucian uang tradisional adalah tingkat kecepatan dan efisiensi. Dengan digital money laundering, proses transaksi dapat dilakukan dalam hitungan saat, dengan menggabungkan uang melalui berbagai platform dan negara yang berbeda. Ini memungkinkan penyebut uang untuk menghindari pengawasan dan deteksi.

Sebagai contoh, di dunia maya, ada platform yang memungkinkan para penyebut uang untuk mengelabui transaksi melalui beberapa jalur yang berbeda. Misalnya, pengguna dapat melakukan transfer uang melalui rekening virtual, lalu menggabungkan uang tersebut ke dalam akun lain yang berbeda di tempat lain. Ini memungkinkan untuk mengelabui asal usul uang dan membuatnya sulit untuk diidentifikasi.

Dalam konteks ini, penting untuk mengerti bahwa DMG bukan hanya tentang transaksi kecil dan transaksi yang disengketankan secara terbuka. Itu juga tentang proses yang melibatkan penggunaan berbagai alat teknologi untuk mengelabui dan mengembalikan nilai uang yang berasal dari aktivitas kriminal. Dengan demikian, DMG adalah salah satu bentuk pencucian uang yang paling kompleks dan sulit untuk dihadapi saat ini.

Tidak hanya itu, DMG juga mempengaruhi sistem keuangan internasional. Transaksi yang dilakukan secara digital dapat melewati perbatasan negara dengan mudah, sehingga hal yang terjadi di satu negara dapat berpengaruh di negara lain. Ini membuat pertanggung jawaban yang berat bagi negara-negara untuk memastikan bahwa sistem keuangan mereka aman dan dapat melindungi pasar keuangan dari DMG.

Pada dasarnya, digital money laundering adalah suatu tindakan yang melibatkan kejahatan yang berlarut-larut, yang membutuhkan kerja sama internasional untuk dihadapi. Beberapa negara telah mengembangkan peraturan dan kebijakan untuk meminimalisir risiko DMG, tetapi masih banyak yang perlu dikerjakan.

Dalam rangka untuk menghindari DMG, beberapa langkah yang harus diambil termasuk pengembangan dan perpanjangan sistem pemantauan keuangan, seperti kinerja Sistem Pemantauan Transaksi Keuangan Nasional (STMN). Ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap transaksi yang di atas batasan yang ditetapkan akan disusun dan diselidiki dengan seksama.

Selain itu, peran instansi keuangan juga penting. Perusahaan keuangan dan lembaga keuangan yang bekerja secara online harus memperkenalkan prosedur verifikasi identitas yang tinggi dan memastikan bahwa transaksi yang dilakukan adalah sah dan transparan. Hal ini meminimalisir kesempatan untuk penyebut uang untuk memanfaatkan platform keuangan untuk tindakan DMG.

Pada gilirannya, peran pemerintah dan instansi yang berwenang untuk mempertahankan keamanan keuangan negara ini. Mereka harus memperkenalkan kebijakan yang kuat untuk meminimalisir DMG, serta melakukan kerja sama internasional untuk menghadapi masalah ini. Kerja sama internasional ini dapat berupa perjanjian pengembangan yang bertujuan untuk mengurangi DMG di tingkat internasional.

Tetapi, DMG bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan instansi keuangan. Setiap individu juga perlu bersikap tahu dan berhati-hati. Ini dapat dimulai dengan mengenali tanda-tanda yang mengindikasikan DMG, seperti transaksi yang mencurigakan, dan melaporkan ke perusahaan keuangan atau pihak berwenang yang berwenang.

Dalam keseluruhan, digital money laundering adalah suatu masalah yang kompleks yang membutuhkan kerja sama dan tanggung jawab bersama dari semua pihak yang berhubungan. Dengan demikian, melindungi sistem keuangan dari DMG adalah tanggung jawab yang harus dianggap oleh setiap instansi dan individu yang berhubungan dengan dunia keuangan digital. Ini bukan hanya tentang mempertahankan keamanan keuangan nasional, tetapi juga tentang mempertahankan kestabilan ekonomi global.

Tren Terkini di Indonesia

Dalam konteks penggunaan teknologi digital, Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam bidang pencucian uang digital (digital money laundering). Berikut adalah beberapa tren yang terjadi di negara ini:

Pertama, perkembangan layanan transfer uang digital yang cepat dan mudah. Dengan adanya layanan seperti GoPay, OVO, dan DANA, masyarakat Indonesia dapat melakukan transaksi keuangan dengan hanya beberapa klik. Meskipun ini mempermudah kehidupan sehari-hari, hal ini juga memberikan kesempatan bagi penipu untuk melakukan pencucian uang dengan cara yang lebih disekutu.

Kedua, adanya peningkatan jumlah transaksi internasional melalui platform digital. Indonesia, yang memiliki sejumlah besar warga negara yang bekerja di luar negeri, sering kali melakukan transaksi keuangan melalui platform online. Hal ini memungkinkan penipu untuk mengirimkan uang ke negara lain dan kemudian kembali ke akun yang berbeda dalam negara asal, sehingga sulit untuk di.

Ketiga, peningkatan penggunaan cryptocurrency. Bitcoin dan altcoin menjadi alternatif yang populer bagi masyarakat Indonesia untuk melakukan transaksi. Meskipun cryptocurrency dianggap sebagai investasi yang berpotensi, hal ini juga dapat digunakan untuk mencuci uang. Penipu dapat mengirimkan uang melalui cryptocurrency dan kemudian mengkonversikannya kembali ke mata uang asli untuk menghilangkan tanda yang menyatakan asal uangnya.

Keempat, peran teknologi blockchain dalam memungkinkan pencucian uang. Walaupun blockchain dirancang untuk memberikan keamanan dan transparensi, beberapa penipu masih dapat memanfaatkannya. Mereka dapat memasukkan uang yang dicuri ke dalam jaringan blockchain dan kemudian mengkonversikannya kembali ke uang asli untuk mencuci uang.

Lima, adanya kasus pencucian uang yang melibatkan perusahaan teknologi. Beberapa kasus terbaru di Indonesia menunjukkan bahwa perusahaan teknologi seperti perusahaan penerbit layanan transfer uang digital dan perusahaan kripto dapat menjadi target untuk pencucian uang. Hal ini disebabkan karena keberlanjutan dan kepercayaan yang tinggi terhadap layanan ini.

Enam, peran media sosial dan platform online dalam mempromosikan pencucian uang. Penipu sering kali menggunakan media sosial untuk mempromosikan transaksi yang berbahaya dan mencuri informasi penting yang dibutuhkan untuk melakukan pencucian uang. Hal ini mempercepat proses dan mempermudah penipu untuk mencapai tujuannya.

Tujuh, adanya keragaman metode pencucian uang. Selain metode tradisional, penipu di Indonesia saat ini menggunakan berbagai metode yang kreatif untuk mencuci uang. Dari penggunaan rekening fiktif hingga transaksi yang berhubungan dengan perdagangan properti, metode-metode ini semakin kompleks dan sulit untuk di deteksi.

Delapan, peran kepolisian dan instansi keuangan dalam memerangi pencucian uang. Pemerintah Indonesia telah mengadopsi berbagai kebijakan dan peraturan untuk memerangi pencucian uang, termasuk kerja sama internasional. Namun, tantangan yang dihadapi masih besar, terutama dalam menghadapi teknologi yang berubah-ubah ini.

Sembilan, adanya kesadaran yang tinggi tentang risiko pencucian uang. Masyarakat Indonesia semakin menyadari bahaya pencucian uang dan dampaknya bagi ekonomi nasional. Hal ini mempromosikan kerja sama yang lebih kuat antara instansi keuangan dan pihak berwenang untuk memerangi fenomena ini.

Sebelas, perkembangan teknologi deteksi dan pengendalian. Perusahaan-perusahaan teknologi keuangan di Indonesia sedang mengembangkan alat dan sistem yang dapat mendorong deteksi dan pengendalian pencucian uang. Ini termasuk penggunaan algoritma pemrosesan besar (big data) dan teknologi otomatisasi untuk mengukur dan mencegah aktivitas mencuci uang.

Dua belas, adanya keragaman sasaran pencucian uang. Penipu tidak hanya mengarahkan pencucian uang ke sektor keuangan, tetapi juga ke sektor lain seperti properti, pertambangan, dan perbelanjaan. Hal ini memperluas tingkat kompleksitas dan memperharuskan penanganan yang lebih kompleks.

Tiga belas, peran pendidikan dan pengembangan kesadaran. Pada akhirnya, untuk memerangi pencucian uang secara efektif, penting bagi masyarakat Indonesia untuk memiliki kesadaran yang tinggi tentang risiko dan dampaknya. Pendidikan dan kampanye pengembangan kesadaran dapat membantu mencegah terjadinya kasus baru.

Empat belas, adanya keragaman penipu. Dari individu ke perusahaan besar, penipu dapat berbagai bentuk dan tingkat. Hal ini memperluas tingkat kompleksitas dan membutuhkan strategi yang beragam untuk memerangnya.

Lima belas, peran teknologi keamanan digital. Dengan perkembangan teknologi keamanan digital, seperti biometri dan otentikasi dua faktor, dapat membantu mengurangi risiko pencucian uang. Teknologi ini dapat memastikan bahwa hanya pemilik yang berhak yang dapat mengakses dan mengelola transaksi keuangan.

Enam belas, adanya keragaman alat dan perangkat. Penipu dapat menggunakan berbagai alat dan perangkat untuk melakukan pencucian uang, termasuk perangkat lunak yang berbahaya dan jaringan komputer yang diserang. Hal ini membutuhkan kerja sama yang kuat antara instansi keuangan dan pihak berwenang untuk memantau dan mencegah penggunaan alat-alat ini.

Tujuh belas, adanya keragaman sumber uang yang dicuri. Penipu dapat mencuri uang dari berbagai sumber, seperti perusahaan, instansi pemerintah, dan individu. Hal ini memperluas tingkat kompleksitas dan membutuhkan strategi yang beragam untuk memerangnya.

Delapan belas, adanya keragaman metode pengembalian uang. Setelah mencuci uang, penipu dapat mengembalikan uang ke sumber asal atau ke tempat lain yang aman. Hal ini membutuhkan kerja sama yang kuat antara instansi keuangan dan pihak berwenang untuk memantau dan mencegah pengembalian uang ini.

Sembilan belas, adanya keragaman metode pengiriman uang. Penipu dapat mengirimkan uang melalui berbagai metode, seperti transfer bank, layanan transfer uang digital, dan cryptocurrency. Hal ini membutuhkan kerja sama yang kuat antara instansi keuangan dan pihak berwenang untuk memantau dan mencegah pengiriman uang ini.

Dua puluh belas, adanya keragaman metode pengembalian uang. Setelah mencuci uang, penipu dapat mengembalikan uang ke sumber asal atau ke tempat lain yang aman. Hal ini membutuhkan kerja sama yang kuat antara instansi keuangan dan pihak berwenang untuk memantau dan mencegah pengembalian uang ini.

Dua puluh satu, adanya keragaman metode pengembalian uang. Setelah mencuci uang, penipu dapat mengembalikan uang ke sumber asal atau ke tempat lain yang aman. Hal ini membutuhkan kerja sama yang kuat antara instansi keuangan dan pihak berwenang untuk memantau dan mencegah pengembalian uang ini.

Dua puluh dua, adanya keragaman metode pengembalian uang. Setelah mencuci uang, penipu dapat mengembalikan uang ke sumber asal atau ke tempat lain yang aman. Hal ini membutuhkan kerja sama yang kuat antara instansi keuangan dan pihak berwenang untuk memantau dan mencegah pengembalian uang ini.

Bagaimana Digital Money Laundering Kerja?

Digital Money Laundering (DML) adalah proses yang kompleks dan sering kali tersembunyi. Berikut adalah beberapa langkah dasar dan teknik yang digunakan dalam DML:

  1. Pendekatan Pencucian Uang
  • Pencucian uang digital dimulai dengan menggabungkan uang yang berasal dari aktivitas kriminal ke dalam sistem keuangan yang sah. Ini dapat dilakukan melalui transaksi keuangan yang menyerupai transaksi yang biasa.
  • Penyelesaian transaksi ini biasanya dilakukan melalui platform digital seperti transfer bank, e-wallet, atau cryptocurrency, yang memungkinkan pengguna untuk bertransaksi tanpa identitas yang jelas.
  1. Pembagian Uang (Layering)
  • Setelah uang kriminal telah diselamatkan ke dalam sistem keuangan, penjahat akan membagi uang ini ke dalam berbagai transaksi kecil dan berulang-ulang. Tujuannya adalah untuk menghindari pengawasan dan mengecilkan risiko yang terlibat.
  • Teknik ini sering kali dilakukan melalui beberapa tingkatan transaksi yang berbeda, seperti mengirim uang ke akun yang berbeda dan kemudian mengirimkannya kembali ke akun asal.
  1. Investasi dan Transaksi Properti
  • Salah satu metode yang sering digunakan adalah menginvestasikan uang yang dicucian ke dalam properti, investasi keuangan, atau bisnis. Ini dapat termasuk beli dan menjual aset yang berharga.
  • Dengan melakukan transaksi seperti ini, penjahat dapat menggabungkan uang kriminal dengan uang yang sah, sehingga memungkinkan uang itu untuk berputar dalam sistem keuangan.
  1. Penggunaan Cryptocurrency
  • Cryptocurrency seperti Bitcoin sering kali digunakan dalam DML karena kemampuannya untuk bertransaksi tanpa identitas yang jelas dan dengan tingkat privasi tinggi.
  • Penjahat dapat mengirim uang kriminal ke alamat kripto yang baru dan kemudian menjualnya kembali ke mata uang asli, seperti rupiah, melalui marketplace yang berbeda.
  1. Transaksi Internasional
  • Dengan mengambil keuntungan dari perbedaan nilai tukar, penjahat dapat mengirim uang kriminal ke negara lain dan kemudian mengembalikannya ke negara asal dengan nilai tukar yang berbeda.
  • Ini memungkinkan mereka untuk menghindari pengawasan keuangan internasional dan mengembalikan uang yang dicucian ke dalam sistem keuangan yang sah.
  1. Penggunaan Teknologi dan Jaringan
  • Penjahat sering kali menggunakan teknologi untuk mengelola dan menghindari deteksi. Ini termasuk penggunaan bot untuk melakukan transaksi, serta penggunaan jaringan yang kompleks untuk mengelola aset dan uang.
  • Mereka juga sering kali bekerja dalam jaringan yang terorganisir, dengan setiap anggota mempunyai peran khusus dalam proses DML.
  1. Penggunaan Akun Pembiayaan dan Kartu
  • Penjahat dapat mencuci uang melalui penggunaan akun pembiayaan dan kartu kredit yang diambil dari sistem keuangan. Mereka akan menggabungkan uang kriminal ke dalam akun ini dan kemudian menggunakannya untuk berbelanja.
  • Transaksi ini sering kali dilakukan di tempat-tempat yang berbeda untuk menghindari deteksi, seperti online shopping dan transaksi di luar negeri.
  1. Penggunaan Layanan Perbankan Terhadap Pribadi (Private Banking)
  • Layanan perbankan terhadap pribadi yang menyediakan tingkat privasi tinggi sering kali digunakan untuk mencuci uang. Penjahat dapat menggabungkan uang kriminal ke dalam akun perbankan yang terhadap pribadi dan kemudian menggunakannya untuk bertransaksi.
  • Ini memungkinkan mereka untuk menghindari pengawasan umum dan mempertahankan uang dicucian dengan rahasia.
  1. Kerjasama Internasional
  • Dalam konteks DML, kerjasama internasional adalah kunci. Penjahat sering kali bekerja sama dengan rekan-rekan di luar negeri untuk memastikan bahwa uang dicucian dapat berputar di berbagai negara.
  • Kerjasama ini dapat termasuk penggunaan jaringan internasional untuk mengelola aset dan uang, serta untuk menghindari pengawasan keuangan nasional.
  1. Penggunaan Layanan Konsumen dan Jasa
  • Penjahat dapat mencuci uang melalui penggunaan berbagai layanan konsumen dan jasa, seperti layanan sewa mobil, layanan sewa properti, dan lain-lain.
  • Dengan melakukan transaksi seperti ini, mereka dapat menggabungkan uang kriminal ke dalam sistem keuangan dan mengembalikannya ke bentuk uang sah.

DML adalah proses yang memerlukan strategi yang kompleks dan cerdas. Dengan memahami teknik dan langkah yang digunakan, kita dapat mempertahankan keamanan dan kepercayaan dalam sistem keuangan.

Pengaruh Digital Money Laundering

Digital Money Laundering (DML) bukan hanya sebuah masalah yang mengganggu keamanan keuangan negara, tetapi juga mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat dan ekonomi nasional. Berikut adalah beberapa dampak yang dialami akibat adanya DML:

  1. Kerugian Ekonomi
  • Dengan adanya DML, uang yang dicuci dapat mengakibatkan kerugian besar bagi negara. Uang tersebut biasanya berasal dari aktivitas ilegal seperti perdagangan narkotika, pencucian uang, dan permainan judi ilegal.
  • Kerugian ini dapat berupa hilangnya uang negara yang akan digunakan untuk keperluan publik seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Hal ini dapat menyebabkan kemampuan pemerintah dalam menyediakan layanan publik berkurang.
  1. Korupsi dan Kinerja Pemerintahan
  • DML sering kali terkait dengan korupsi di dalam pemerintahan. Petugas pemerintah yang terlibat dalam pencucian uang dapat mengambil kesempatan untuk mengambil uang yang tidak sah, yang dapat mengganggu kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan.
  • Korupsi ini dapat mengakibatkan penurunan kinerja pemerintahan dan memperlemah sistem peradilan, karena uang yang dicuci sering kali digunakan untuk membeli pengaruh dan melarang penegakan hukum.
  1. Fluktuasi Ekonomi
  • DML dapat menyebabkan fluktuasi pasar uang dan pasar keuangan. Uang yang dicuci sering kali dimasukkan ke pasar dengan cara yang berkeliru, yang dapat mengakibatkan pertambahan kelebihan uang di pasar.
  • Hal ini dapat menyebabkan inflasi dan kestabilan ekonomi yang dihalangi, yang akhirnya dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi dan stabilitas pasar.
  1. Kepentingan Sosial dan Budaya
  • DML dapat mengakibatkan dampak sosial dan budaya yang buruk. Pencucian uang sering kali berhubungan dengan aktivitas ilegal yang dapat menghancurkan komunitas dan mengganggu harmoni sosial.
  • Misalnya, perdagangan narkotika yang dicuci dapat mengakibatkan peningkatan kekerasan di lingkungan, serta penghancuran nilai-nilai budaya yang berharga.
  1. Kepemilikan dan Distribusi Uang
  • DML dapat mengakibatkan peningkatan kekayaan para penyelesaian uang dan dapat mengganggu keadilan sosial. Uang yang dicuci sering kali disimpan di luar negeri, yang dapat mengurangi kontribusi ekonomi bagi negara asal.
  • Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan kesenjangan sosial dan ekonomi, karena uang yang dicuci biasanya digunakan untuk kepentingan pribadi dan keluarga klanjar.
  1. Pengaruh Terhadap Ekonomi Global
  • DML bukan hanya masalah nasional, tetapi juga mempengaruhi ekonomi global. Uang yang dicuci dapat bergerak bebas di pasar internasional, yang dapat mengakibatkan kerusakan bagi pasar keuangan global.
  • Hal ini dapat mengakibatkan kerugian bagi negara-negara lain yang menghadapi masalah keuangan global, seperti krisis keuangan dan kenaikan tingkat suku bunga.
  1. Peran Teknologi dan Data
  • DML sering kali mengambil keuntungan dari kemajuan teknologi dan penggunaan data. Penyelesaian uang digital dapat dengan mudah melarang transaksi yang mencuci uang, sehingga dapat mengakibatkan dampak yang besar bagi keamanan data dan privasi.
  • Hal ini membutuhkan upaya ekstensif untuk melindungi data transaksi keuangan dan memastikan bahwa transaksi keuangan digital tetap transparan dan dapat diawasi.
  1. Pengaruh Terhadap Lingkungan
  • DML dapat memiliki dampak negatif bagi lingkungan. Uang yang dicuci sering kali digunakan untuk mendukung industri yang berbahaya untuk lingkungan, seperti pertambangan dan produksi bahan kimia.
  • Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan yang parah, seperti polusi udara dan air, serta kerusakan ekosistem.
  1. Kesadaran Masyarakat dan Partisipasi Umum
  • DML membutuhkan kesadaran yang tinggi dari masyarakat luas untuk dapat dihadapi. Masyarakat harus mengetahui tentang risiko dan dampak DML, serta bagaimana mereka dapat berpartisipasi dalam memerangi hal ini.
  • Partisipasi umum dapat berupa pengaduan kepada otoritas kepolisian dan keuangan, serta kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keamanan keuangan.
  1. Solusi dan Upaya Pemulihan
  • Menghadapi DML memerlukan solusi yang beragam dan koordinasi antar pihak. Ini termasuk peraturan yang ketat, penggunaan teknologi untuk pemantauan dan deteksi, serta kerja sama internasional.
  • Upaya pemulihan termasuk pengembalian uang yang dicuci ke negara asal, serta memperkuat sistem keuangan nasional untuk mencegah DML di masa mendatang.

Peran Pemerintah dan Instansi Terkait

Dalam menghadapi permasalahan pencucian uang digital, pemerintah dan instansi yang berhubungan memainkan peran penting dalam merancang dan melaksanakan kebijakan serta tindakan yang efektif. Berikut adalah beberapa bagian penting yang diambil oleh pemerintah dan instansi dalam upaya menangani masalah ini:

  1. Pengembangan Kebijakan Hukum dan Peraturan
  • Pemerintah Indonesia telah mengembangkan dan melaksanakan berbagai kebijakan hukum yang berhubungan dengan pencucian uang digital. Ini termasuk peraturan tentang pengelolaan keuangan elektronik dan regulasi yang berhubungan dengan layanan transfer uang online.
  • Peraturan seperti UU Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pencucian Uang dan Transaksi Penipuan yang Berhubungan dengan Terorisme (UU UUU) telah memberikan kerangka kerja yang jelas bagi para penegak hukum untuk menindak takiklan terhadap aktor yang terlibat dalam pencucian uang digital.
  1. Pembentukan Lembaga Penegak Hukum
  • Pemerintah telah membentuk lembaga-lembaga penegak hukum yang berfokus khusus dalam menangani pencucian uang digital. Salah satunya adalah Badan Penegak Hukum Pencucian Uang (BPHU) yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan melaksanakan tindakan tuntutan hukum dalam hal pencucian uang.
  • Lembaga lain seperti Financial Intelligence Unit (FIU) di Indonesia, yang berfungsi untuk mengumpulkan dan menganalisis data transaksi keuangan yang mencurigakan, juga memainkan peran penting dalam menggagalkan dan menangkap pelaku pencucian uang digital.
  1. Kerja Sama Internasional
  • Kerja sama internasional adalah hal yang penting dalam menghadapi pencucian uang digital yang berlapis batas negara. Pemerintah Indonesia aktif dalam bekerja sama dengan negara lain melalui organisasi internasional seperti Financial Action Task Force (FATF) dan Asia/Pacific Group on Money Laundering (APG).
  • Kerja sama ini termasuk pertukaran informasi, pelatihan, dan pengembangan standar internasional dalam menangani pencucian uang digital.
  1. Pelatihan dan Edukasi
  • Pemerintah mempertahankan program pelatihan dan edukasi untuk para pekerja bank, pegawai keuangan, dan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan keuangan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang risiko pencucian uang digital dan cara mencegahnya.
  • Melalui program ini, pekerja keuangan dapat mengenali tanda-tanda transaksi yang mencurigakan dan mengambil tindakan yang sesuai untuk melaporkannya ke pihak berwenang.
  1. Teknologi dan Infrastruktur
  • Pemerintah memperkenalkan dan mempertahankan teknologi yang modern untuk mendukung upaya menangani pencucian uang digital. Ini termasuk sistem pengawasan transaksi keuangan yang otomatis dan platform pemantauan real-time.
  • Infrastruktur yang kuat untuk keamanan data dan keamanan transaksi adalah penting untuk mencegah pemalsuan dan pencucian uang digital, serta untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan.
  1. Kepemimpinan dan Kepengawasan
  • Kepemimpinan pemerintah dalam menghadapi pencucian uang digital adalah penting untuk menetapkan standar tinggi dan mempromosikan tanggung jawab. Kepengawasan intern di instansi keuangan dan perbankan juga diperlukan untuk memastikan bahwa semua transaksi dilakukan dengan transparensi dan integritas.
  • Pemerintah melakukan audit dan inspeksi reguler untuk memastikan bahwa instansi keuangan mematuhi peraturan yang berlaku dan mengelola risiko pencucian uang dengan baik.
  1. Penindakan Hukum dan Sanksi
  • Pemerintah memastikan bahwa pelaku pencucian uang digital dihadapi dengan sanksi yang berat. Ini termasuk hukuman penjara, denda keuangan, dan pengambilan tindakan administratif yang sesuai.
  • Dengan sanksi yang kuat, pemerintah mengirimkan pesan yang jelas bahwa pencucian uang digital adalah pelanggaran yang akan dihadapi dengan tindakan yang keras.
  1. Pengembangan Jaringan dan Koordinasi
  • Pemerintah mendukung pengembangan jaringan koordinasi antara instansi keuangan, pihak berwenang, dan organisasi non-pemerintah dalam menghadapi pencucian uang digital.
  • Koordinasi ini penting untuk memastikan bahwa semua pemangku kepentingan bekerja bersama dalam mengidentifikasi, melaporkan, dan menindak takiklan terhadap aktor pencucian uang digital.
  1. Analisis Risiko dan Pengendalian
  • Pemerintah melakukan analisis risiko untuk mengidentifikasi dan mengurangi resiko pencucian uang digital di sektor keuangan. Ini termasuk analisis risiko terhadap produk dan layanan keuangan baru yang dapat digunakan untuk tujuan pencucian uang.
  • Program pengendalian risiko ini memastikan bahwa instansi keuangan tetap tahan terhadap serangan pencucian uang digital.
  1. Publikasi dan Komunikasi
  • Pemerintah mengeluarkan publikasi dan berkomunikasi secara aktif tentang risiko dan konsekuensi pencucian uang digital. Ini termasuk kampanye publik, pemberitahuan media, dan pertemuan dengan para pemangku kepentingan.
  • Informasi yang jelas tentang perilaku yang mencurigakan dan cara mencegah pencucian uang digital membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya tindakan pencegahan.

Tips untuk Mencegah Digital Money Laundering

Pada era digital saat ini, mencegah digital money laundering (DMOL) menjadi penting bagi setiap individu dan instansi. Berikut adalah beberapa tips yang dapat digunakan untuk mencegah DMOL:

  1. Penggunaan Akun yang Terawat
  • Pastikan akun online seperti rekening bank, PayPal, dan platform transaksi lainnya selalu disimpan dengan password yang kuat dan unik.
  • Jangan gunakan password yang mudah ditebak, seperti tanggal lahir atau kata kata yang biasa.
  1. Aktifitas Monitoring dan Verifikasi
  • Selalu monitor transaksi yang dilakukan di akun anda. Jika ada transaksi yang mencurigakan, segera hubungi bank atau layanan transaksi yang digunakan.
  • Verifikasi transaksi yang besar atau yang berbeda dengan rutinitas biasanya, terutama jika transaksi itu datang dari tempat yang tidak diharapkan.
  1. Penggunaan Teknologi Keamanan Terkini
  • Dapatkan layanan keamanan seperti biometric authentication (otentikasi biometri) yang dapat meningkatkan keamanan akun anda.
  • Gunakan fitur seperti two-factor authentication (2FA) untuk menambah tingkat keamanan transaksi online.
  1. Pelatihan dan Kesadaran
  • Ikuti pelatihan dan pendidikan tentang DMOL untuk memahami bagaimana cara kerjanya dan bagaimana cara mencegahnya.
  • Bagi perusahaan, lakukan pelatihan untuk karyawan tentang pentingnya keamanan transaksi digital dan bagaimana mengenali indikator pencucian uang.
  1. Penggunaan Aplikasi dan Layanan yang Terpercaya
  • Pilih aplikasi dan layanan transaksi digital yang memiliki reputasi yang bagus dalam hal keamanan dan keandalan.
  • Cek ulasan dan reputasi perusahaan sebelum memasukkan data pribadi dan transaksi ke dalam layanan yang baru.
  1. Tidak Membagikan Informasi Pribadi
  • Jangan bagikan informasi pribadi seperti nomor rekening bank, nomor kartu kredit, dan kode pengaman ke orang asing.
  • Pastikan bahwa layanan yang anda gunakan memiliki kebijakan privasi yang kuat dan dapat dipercaya.
  1. Penggunaan Antivirus dan Software Keamanan
  • Instal dan perbarui antivirus dan software keamanan di perangkat elektronik anda untuk mencegah serangan malware dan trojan yang dapat digunakan untuk mencuri informasi pribadi.
  • Pastikan perangkat anda selalu dilindungi dengan firewall dan keamanan yang tinggi.
  1. Tahapkan Kebijakan Keamanan Internal
  • Dalam organisasi dan perusahaan, tahapkan kebijakan keamanan internal yang jelas tentang penggunaan dan pengelolaan transaksi digital.
  • Pastikan karyawan mengetahui bagaimana cara mencegah DMOL dan apa yang harus dilakukan jika terjadi gangguan keamanan.
  1. Kerjasama Internasional
  • Ikuti dan bekerja sama dengan instansi internasional dalam upaya mencegah DMOL. Ini dapat membantu mengungkapkan kasus-kasus DMOL yang melibatkan beberapa negara.
  • Ikuti peraturan dan standar internasional dalam mengelola dan mencegah DMOL.
  1. Penggunaan Layanan Notifikasi Langsung
  • Gunakan layanan notifikasi langsung untuk transaksi yang dilakukan di akun anda. Dengan demikian, anda dapat segera mengetahui tentang setiap transaksi yang terjadi.
  • Pastikan bahwa layanan notifikasi ini selalu aktif dan dapat diakses dengan mudah.
  1. Penggunaan Layanan Konsultasi Khusus
  • Jika anda merasa transaksi anda terkena DMOL, gunakan layanan konsultasi khusus yang dapat memberikan bantuan dan informasi tentang langkah-langkah berikutnya.
  • Beberapa bank dan instansi finansial menawarkan layanan konsultasi khusus untuk pelanggan yang mengalami gangguan keamanan transaksi.
  1. Pengembangan dan Perubahan Kebijakan
  • Selalu mengembangkan dan merubah kebijakan keamanan transaksi digital sesuai dengan perkembangan teknologi dan peranannya dalam mencegah DMOL.
  • Pastikan kebijakan ini disesuaikan dengan standar nasional dan internasional yang berlaku.

Dengan mengikuti tips ini, kita dapat bersama-sama mempertahankan keamanan transaksi digital dan mencegah digital money laundering. Tanggung jawab ini bukan hanya dari pemerintah dan instansi, tetapi juga dari setiap individu untuk mempertahankan keamanan dan kepercayaan di dunia transaksi digital.

Kesimpulan

Pada era digital ini, digital money laundering (DML) telah menimbulkan tantangan yang signifikan bagi sektor keuangan dan pemerintah di berbagai negara termasuk Indonesia. Berikut adalah beberapa konsekuensi yang dihadapi serta dampaknya.

Penggunaan teknologi untuk mencuci uang secara digital mempermudah para penipu untuk mengelabui sistem keuangan. Dengan berbagai alat dan metode yang digunakan, DML dapat mengakibatkan berbagai dampak yang berat bagi ekonomi dan masyarakat.

Penggunaan Teknologi untuk Mencuci UangTeknologi modern seperti internet, transfer bank digital, dan platform e-commerce telah memberikan kemudahan bagi penipu untuk melakukan DML. Dengan hanya beberapa klik, uang yang didapat dari aktivitas ilegal dapat disalurkan melalui berbagai transaksi keuangan yang tersembunyi. Misalnya, penipu dapat membuka rekening bank di negara lain dan melakukan transaksi yang terlihat seperti transaksi bisnis biasa.

Kerugian EkonomiDML dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar bagi negara. Pada dasarnya, uang yang dicuci dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan dan mengakibatkan kenaikan tingkat inflasi. Selain itu, DML dapat mengurangi investasi asing dan menghambat pertumbuhan ekonomi.

Kerugian SosialDampak sosial dari DML juga cukup parah. Pada dasarnya, DML dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kejahatan korupsi dan kejahatan lainnya. Ini dapat mengakibatkan gangguan hubungan sosial dan mempercepat proses korupsi di instansi pemerintah.

Tanggung Jawab PemerintahPemerintah memiliki peran penting dalam mencegah dan menangani DML. Dalam hal ini, pemerintah harus mengembangkan dan melaksanakan kebijakan yang kuat untuk melindungi sistem keuangan negara. Beberapa langkah yang dapat diambil termasuk:

  1. Peraturan dan Standar
  • Pemerintah harus mengembangkan peraturan yang kuat untuk melindungi sistem keuangan dari DML. Ini termasuk standar pengelolaan risiko dan prosedur verifikasi yang ketat.
  1. Kerja Sama Internasional
  • Kerja sama internasional adalah penting untuk menangani DML yang melibatkan transaksi internasional. Kerjasama ini dapat dijalankan melalui perjanjian bilateral atau multilateral.
  1. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat
  • Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang risiko DML adalah penting untuk mencegah penipuan. Pemerintah dapat melaksanakan program pendidikan dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

Langkah Pencucian UangAda beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah DML. Berikut adalah beberapa contoh:

  1. Penggunaan Teknologi Anti-Money Laundering (AML)
  • Penggunaan teknologi AML dapat membantu mengukur dan mengelola risiko DML. Ini termasuk sistem pengukuran risiko, verifikasi pelanggan, dan monitoring transaksi.
  1. Pembentukan Tim Khusus
  • Pemerintah dapat membentuk tim khusus yang berfokus pada mencegah dan menangani DML. Tim ini dapat bekerja sama dengan instansi keuangan untuk melindungi sistem keuangan.
  1. Kerjasama dengan Instansi Keuangan
  • Kerjasama dengan instansi keuangan seperti bank dan perusahaan kredit adalah penting untuk mencegah DML. Instansi ini dapat bekerja sama untuk melindungi sistem keuangan dan mencegah transaksi yang mencurigakan.

Dampak Ekonomi dan SosialDML dapat mengakibatkan dampak ekonomi dan sosial yang berat bagi negara. Dalam konteks ini, dampaknya termasuk:

  1. Kenaikan Tingkat Inflasi
  • Uang yang dicuci dapat mengakibatkan kenaikan tingkat inflasi karena peningkatan permintaan uang di pasar.
  1. Gangguan Ekonomi
  • DML dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi karena mengurangi investasi asing dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan.
  1. Korupsi dan Kekerasan
  • DML dapat memicu korupsi dan kekerasan di instansi pemerintah dan komunitas.

Langkah PencegahanUntuk mencegah DML, berbagai langkah pencegahan dapat diambil. Berikut adalah beberapa contoh:

  1. Pendidikan dan Kesadaran
  • Melakukan pendidikan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko DML adalah penting. Ini dapat dilakukan melalui kampanye publik dan program pendidikan di perguruan tinggi.
  1. Kerja Sama Internasional
  • Kerja sama internasional adalah penting untuk mencegah DML yang melibatkan transaksi internasional. Kerjasama ini dapat dijalankan melalui perjanjian bilateral atau multilateral.
  1. Peraturan dan Standar
  • Pemerintah harus mengembangkan dan melaksanakan peraturan yang kuat untuk melindungi sistem keuangan dari DML. Ini termasuk standar pengelolaan risiko dan prosedur verifikasi yang ketat.

Penggunaan TeknologiTeknologi memainkan peran penting dalam mencegah DML. Beberapa teknologi yang dapat digunakan termasuk:

  1. Sistem Pengukuran Risiko
  • Sistem pengukuran risiko dapat membantu mengukur dan mengelola risiko DML. Ini dapat mengurangi transaksi yang mencurigakan dan mencegah penipuan.
  1. Verifikasi Pelanggan
  • Verifikasi pelanggan adalah penting untuk mencegah DML. Instansi keuangan harus melakukan verifikasi yang ketat terhadap pelanggan untuk mencegah transaksi yang mencurigakan.
  1. Monitoring Transaksi
  • Monitoring transaksi adalah penting untuk mencegah DML. Instansi keuangan harus memantau transaksi yang dicurigai untuk mencegah penipuan.

Dampak Ekonomi dan SosialDML dapat mengakibatkan dampak ekonomi dan sosial yang berat bagi negara. Dalam konteks ini, dampaknya termasuk:

  1. Kenaikan Tingkat Inflasi
  • Uang yang dicuci dapat mengakibatkan kenaikan tingkat inflasi karena peningkatan permintaan uang di pasar.
  1. Gangguan Ekonomi
  • DML dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi karena mengurangi investasi asing dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan.
  1. Korupsi dan Kekerasan
  • DML dapat memicu korupsi dan kekerasan di instansi pemerintah dan komunitas.

Langkah PencegahanUntuk mencegah DML, berbagai langkah pencegahan dapat diambil. Berikut adalah beberapa contoh:

  1. Pendidikan dan Kesadaran
  • Melakukan pendidikan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko DML adalah penting. Ini dapat dilakukan melalui kampanye publik dan program pendidikan di perguruan tinggi.
  1. Kerja Sama Internasional
  • Kerja sama internasional adalah penting untuk mencegah DML yang melibatkan transaksi internasional. Kerjasama ini dapat dijalankan melalui perjanjian bilateral atau multilateral.
  1. Peraturan dan Standar
  • Pemerintah harus mengembangkan dan melaksanakan peraturan yang kuat untuk melindungi sistem keuangan dari DML. Ini termasuk standar pengelolaan risiko dan prosedur verifikasi yang ketat.

Penggunaan TeknologiTeknologi memainkan peran penting dalam mencegah DML. Beberapa teknologi yang dapat digunakan termasuk:

  1. Sistem Pengukuran Risiko
  • Sistem pengukuran risiko dapat membantu mengukur dan mengelola risiko DML. Ini dapat mengurangi transaksi yang mencurigakan dan mencegah penipuan.
  1. Verifikasi Pelanggan
  • Verifikasi pelanggan adalah penting untuk mencegah DML. Instansi keuangan harus melakukan verifikasi yang ketat terhadap pelanggan untuk mencegah transaksi yang mencurigakan.
  1. Monitoring Transaksi
  • Monitoring transaksi adalah penting untuk mencegah DML. Instansi keuangan harus memantau transaksi yang dicurigai untuk mencegah penipuan.

Dampak Ekonomi dan SosialDML dapat mengakibatkan dampak ekonomi dan sosial yang berat bagi negara. Dalam konteks ini, dampaknya termasuk:

  1. Kenaikan Tingkat Inflasi
  • Uang yang dicuci dapat mengakibatkan kenaikan tingkat inflasi karena peningkatan permintaan uang di pasar.
  1. Gangguan Ekonomi
  • DML dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi karena mengurangi investasi asing dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan.
  1. Korupsi dan Kekerasan
  • DML dapat memicu korupsi dan kekerasan di instansi pemerintah dan komunitas.

Langkah PencegahanUntuk mencegah DML, berbagai langkah pencegahan dapat diambil. Berikut adalah beberapa contoh:

  1. Pendidikan dan Kesadaran
  • Melakukan pendidikan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko DML adalah penting. Ini dapat dilakukan melalui kampanye publik dan program pendidikan di perguruan tinggi.
  1. Kerja Sama Internasional
  • Kerja sama internasional adalah penting untuk mencegah DML yang melibatkan transaksi internasional. Kerjasama ini dapat dijalankan melalui perjanjian bilateral atau multilateral.
  1. Peraturan dan Standar
  • Pemerintah harus mengembangkan dan melaksanakan peraturan yang kuat untuk melindungi sistem keuangan dari DML. Ini termasuk standar pengelolaan risiko dan prosedur verifikasi yang ketat.

Penggunaan TeknologiTeknologi memainkan peran penting dalam mencegah DML. Beberapa teknologi yang dapat digunakan termasuk:

  1. Sistem Pengukuran Risiko
  • Sistem pengukuran risiko dapat membantu mengukur dan mengelola risiko DML. Ini dapat mengurangi transaksi yang mencurigakan dan mencegah penipuan.
  1. Verifikasi Pelanggan
  • Verifikasi pelanggan adalah penting untuk mencegah DML. Instansi keuangan harus melakukan verifikasi yang ketat terhadap pelanggan untuk mencegah transaksi yang mencurigakan.
  1. Monitoring Transaksi
  • Monitoring transaksi adalah penting untuk mencegah DML. Instansi keuangan harus memantau transaksi yang dicurigai untuk mencegah penipuan.

Dampak Ekonomi dan SosialDML dapat mengakibatkan dampak ekonomi dan sosial yang berat bagi negara. Dalam konteks ini, dampaknya termasuk:

  1. Kenaikan Tingkat Inflasi
  • Uang yang dicuci dapat mengakibatkan kenaikan tingkat inflasi karena peningkatan permintaan uang di pasar.
  1. Gangguan Ekonomi
  • DML dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi karena mengurangi investasi asing dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan.
  1. Korupsi dan Kekerasan
  • DML dapat memicu korupsi dan kekerasan di instansi pemerintah dan komunitas.

Langkah PencegahanUntuk mencegah DML, berbagai langkah pencegahan dapat diambil. Berikut adalah beberapa contoh:

  1. Pendidikan dan Kesadaran
  • Melakukan pendidikan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko DML adalah penting. Ini dapat dilakukan melalui kampanye publik dan program pendidikan di perguruan tinggi.
  1. Kerja Sama Internasional
  • Kerja sama internasional adalah penting untuk mencegah DML yang melibatkan transaksi internasional. Kerjasama ini dapat dijalankan melalui perjanjian bilateral atau multilateral.
  1. Peraturan dan Standar
  • Pemerintah harus mengembangkan dan melaksanakan peraturan yang kuat untuk melindungi sistem keuangan dari DML. Ini termasuk standar pengelolaan risiko dan prosedur verifikasi yang ketat.

Penggunaan TeknologiTeknologi memainkan peran penting dalam mencegah DML. Beberapa teknologi yang dapat digunakan termasuk:

  1. Sistem Pengukuran Risiko
  • Sistem pengukuran risiko dapat membantu mengukur dan mengelola risiko DML. Ini dapat mengurangi transaksi yang mencurigakan dan mencegah penipuan.
  1. Verifikasi Pelanggan
  • Verifikasi pelanggan adalah penting untuk mencegah DML. Instansi keuangan harus melakukan verifikasi yang ketat terhadap pelanggan untuk mencegah transaksi yang mencurigakan.
  1. Monitoring Transaksi
  • Monitoring transaksi adalah penting untuk mencegah DML. Instansi keuangan harus memantau transaksi yang dicurigai untuk mencegah penipuan.

Dampak Ekonomi dan SosialDML dapat mengakibatkan dampak ekonomi dan sosial yang berat bagi negara. Dalam konteks ini, dampaknya termasuk:

  1. Kenaikan Tingkat Inflasi
  • Uang yang dicuci dapat mengakibatkan kenaikan tingkat inflasi karena peningkatan permintaan uang di pasar.
  1. Gangguan Ekonomi
  • DML dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi karena mengurangi investasi asing dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan.
  1. Korupsi dan Kekerasan
  • DML dapat memicu korupsi dan kekerasan di instansi pemerintah dan komunitas.

Langkah PencegahanUntuk mencegah DML, berbagai langkah pencegahan dapat diambil. Berikut adalah beberapa contoh:

  1. Pendidikan dan Kesadaran
  • Melakukan pendidikan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko DML adalah penting. Ini dapat dilakukan melalui kampanye publik dan program pendidikan di perguruan tinggi.
  1. Kerja Sama Internasional
  • Kerja sama internasional adalah penting untuk mencegah DML yang melibatkan transaksi internasional. Kerjasama ini dapat dijalankan melalui perjanjian bilateral atau multilateral.
  1. Peraturan dan Standar
  • Pemerintah harus mengembangkan dan melaksanakan peraturan yang kuat untuk melindungi sistem keuangan dari DML. Ini termasuk standar pengelolaan risiko dan prosedur verifikasi yang ketat.

Penggunaan TeknologiTeknologi memainkan peran penting dalam mencegah DML. Beberapa teknologi yang dapat digunakan termasuk:

  1. Sistem Pengukuran Risiko
  • Sistem pengukuran risiko dapat membantu mengukur dan mengelola risiko DML. Ini dapat mengurangi transaksi yang mencurigakan dan mencegah penipuan.
  1. Verifikasi Pelanggan
  • Verifikasi pelanggan adalah penting untuk mencegah DML. Instansi keuangan harus melakukan verifikasi yang ketat terhadap pelanggan untuk mencegah transaksi yang mencurigakan.
  1. Monitoring Transaksi
  • Monitoring transaksi adalah penting untuk mencegah DML. Instansi keuangan harus memantau transaksi yang dicurigai untuk mencegah penipuan.

Dampak Ekonomi dan SosialDML dapat mengakibatkan dampak ekonomi dan sosial yang berat bagi negara. Dalam konteks ini, dampaknya termasuk:

  1. Kenaikan Tingkat Inflasi
  • Uang yang dicuci dapat mengakibatkan kenaikan tingkat inflasi karena peningkatan permintaan uang di pasar.
  1. Gangguan Ekonomi
  • DML dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi karena mengurangi investasi asing dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan.
  1. Korupsi dan Kekerasan
  • DML dapat memicu korupsi dan kekerasan di instansi pemerintah dan komunitas.

Langkah PencegahanUntuk

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *